Allah berfirman :
“ harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat..” (Ali Imran : 180)
Maksudnya, Allah akan menjadikan harta yang ia bakhil menginfakkannya sebagai beban di pundaknya pada hari kiamat. Dalam Shahih Al Bukhari disebutkan satu hadits dari Rasulullah saw :
Dari Abu Hurairah r.a. : bahwa Rasulullah Saw bersabda : “ Barang siapa yang diberikan oleh Allah harta kepadanya , kemudian ia tidak mengeluarkan zakatnya, maka ia akan berwujud ular yang sangat besar yang akan menariknya dengan dua tulang rahangnya yang lebar, kemudian ia berkata, “ saya adalah harta simmpanananmu.” Kemudian Rasulullah membacakan ayat ini , sampai akhir hayat (mutttafaq alaih)
Firman Allah ;
“ Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebagian dari karunia-nya, mereka kikir dengan karunia itu dan ia berpaling dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran) (at Taubah : 76)
Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalam yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup. Serta mendustakan pahala yang terbaik ..(al Lail : 7-9)
Menafsirkan ayat di atas , Ibnu Abbas berkata, “ Bakhil dengan hartanya dan tidak mau menyembah Allah’SWT , tidak percaya terhadap surga dan nikmatNya, maka akan Kami persiapkan untuknya nasib yang menjadikannya dalam kesusahan yaitu kehidupan yang sulit di dunia dan akhirat. Ia adalah jalan kejahatan.” Para ahli tafsir berkata,” jalan kebaikan disebut sebagai jalan kemudahan, karena akibat yang akan dialaminya adalah sebuah kemudahan yaitu masuk surga . Dan dinamakan jalan kesusahan, karena akibat yang akan ia rasakan adalah kesusahan yaitu masuk neraka jahanam.
Firman Allah ‘
‘Jika Dia meminta harta kepadamu lalu mendesak kamu (supaya memberikan semuanya) niscaya kamu akan kikir dan Dia akan menampakkan kedengkianmu. Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada Jalan Allah. Maka diantara kamu ada orang yang kikir dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap diri nya sendiri. Dan Allahlah yang Maha kaya sedangkan kamulah orang-orang yang membutuhkan(Nya); dan jika kamu berpaling , niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain dan mereka tidak akan seperti kamu (ini). (muhammad ; 37-38)
Maksudnya , barang siapa yang bakhil, tidak mau mengeluarkan infak di jalan Allah, maka sesungguhnya mudharat yang diakibatkan karena ia bakhil akan kembali kepada dirinya sendiri. Karena ia sendiri yang menghalangi pahala dan balasan dari Allah. Allah tidak membutuhkan infak yang kita keluarkan. Bahkan kitalah yang butuh terhadap harta tersebut. Jika berpaling dari taat kepada Allah dan tidak mengikuti perintah-perintahNya maka Ia akan menggantikan posisi kalian dengan kaum yang lain yang lebih taat kepada Allah daripada kalian.
Firman Allah,
“ Dan barang siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya , maka mereka itulah orang-orang yang beruntung (ath Thagabun : 16)
Maksudnya , orang-orang yang dijaga oleh Allah dari sifat bakhil dan jiwa mereka dan dijauhkan dari pengaruhnya (dengan mengikuti hawa nafsu) , maka mereka berbeda dengan golongan lain yang tidak menyukai untuk infak, mereka itulah orang-orang yang akan Allah selamatkan dari siksaan-Nya.
Dari Jabir Inu Abdillah r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda,” Jauhilah perbuatan zalim, karena kezaliman akan membawa kegelapan di hari kiamat. Dan jauhilah dari sifat kikir dan tamak , karena ia telah menghancurkan umat sebelum kalian. Ia telah mendorong mereka menumpahkan darah saudara mereka sendiri dan menghalalkan kehormatan mereka.. (HR Muslim)
Perbedaan sifat bakhil dan dermawan sebagaimana yang diungkapkan oleh sahabat Abu Hurairah r.a. berkata bahwa ia mendengar Rasululah saw bersabda,” Perumpamaan orang yang bakhil dan orang yang mengeluarkan infaknya seperti dua orang yang mempunyai dua kantong yang terbuat dari besi yang panjangnya dari dada mereka hingga di atasnya. Ada pun orang yang suka berinfak, ia tidak mengeluarkan infak kecuali sampai semua yang ada dalam kantong habis, sehingga jari-jari tangannya tertutup ketika ia mengambil hartanya untuk infak atau tidak ada lagi tersisa sesuatu pun dalam kantongnya . Ia akan menjadi penghapus dosa-dosanya hingga tidak ada bekas sedikitpun. Adapun orang yang bakhil , ia tidak mau mengeluarkan infak kecuali semua anggota badannya akan saling lekat, ia berusaha melebarkannya tetapi tidak mampu juga “ (muttafaq ‘alaih)
Makna hadits tersebut,
Bahwa orang yang mengeluarkan infak itu akan terasa lapang hidupnya dan lebar jiwanya, sehingga ia mampu menarik yang ada dibelakangnya dan membawa kedua kakinya serta semua bekas perjalanan dan langkahnya . Imam Al Khattabi berkata,” Ini adalah perumpamaan yang disampaikan oleh Rasulullah saw tentang dua orang yang suka mengeluarkan infak dan orang yang bakhil seperti dua orang yang ingin memakai baju perang( tameng ) untuk melindungi dirinya dari serangan senjata musuh. Kemudian mereka memakainya di atas kepala. Tameng biasanya dipakai mulai dari atas kepala hingga menutupi dada, sampai kedua tangannya tertutupi. Demikanlah orang yang mengeluarkan infak seperti orang yang memakai tameng yang lebar hingga menutupi semua anggota badannya. Dan perumpamaan orang yang bakhil sperti orang yang memangku tangannya hingga sampai kepundaknya. Setiap hendak ia memakainya, ia harus mengumpulkan tangannya ke pundak. Inilah maksudnya bahwa orang yang dermawan ketika hendak berinfak dadanya lapang , tidak terhalang, jiwanya bersih , pun rezekinya menjadi bertambah banyak. Sedangkan orang bakhil, jika dikatakan tentang infak, ia akan merasa tamak dan rakus, seakan dadanya sempit dan tangannya selalu tergenggam.*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar